Share this:
Jakarta -Pengidap kanker dapat mengunjungi rumah singgah Cancer Information & Support Center (CISC) yang didirikan oleh para survivor atau penyintas kanker di Indonesia untuk mendapatkan tempat tinggal selama berobat, pendampingan, dukungan moral dan emosional dari sesama pasien kanker.
Selain itu, ada berbagai kegiatan positif yang dapat dilakukan di rumah singgah di kawasan Paseban Senen dan Menteng, Jakarta Pusat itu, salah satunya menari.
“Awalnya saya mungkin merasa marah kenapa saya bisa terkena kanker. Namun setelah ke rumah singgah, saya bisa bersyukur ternyata ada yang lebih parah daripada saya dan mereka menjadikan saya semangat untuk hidup,” kata Neny, salah satu penyintas kanker tiroid, pada peringatan Hari Peduli Limfoma Sedunia yang jatuh pada 15 September di Jakarta, baru-baru ini.
Neny mengaku ikut kelas tari karena menari diyakini salah satu terapi untuk pasien kanker. “Kita jadi bisa lebih semangat dalam menyalurkan energi positif kita,” kata Tuti, penyintas kanker payudara.
Selain pasien, keluarga juga diberikan penyuluhan untuk menangani anggota keluarga atau teman yang terdiagnosa kanker. “Umumnya teman selalu bertanya alasan saya terkena kanker, padahal pertanyaan itu justru membuat saya juga takut dan trauma, akhirnya saya berpura-pura tidur jika ada yang menjenguk,” kata Emmy, penyintas kanker kelenjar getah bening.
CISC didirikan pada 2008, untuk membantu pasien kanker kurang mampu yang sedang terapi di Jakarta dan membutuhkan tempat tinggal sementara. CISC diupayakan menghadirkan kenyamanan, kekeluargaan sehingga sekaligus bisa menjadi terapi grup bagi sesama pasien.
“CISC memang sederhana, namun suasana yang nyaman ini akan memberi pasien merasa dimudahkan dalam menjalani pengobatan kanker,” kata perwakilan CISC, Esterina Sutiono.
(IZN – pdpersi.co.id)