Kanker Ovarium

KANKER OVARIUM

Keganasan sel kanker  terjadi pada area panggul. Kanker ini merupakan kanker No.2 yang terbanyak terjadi pada para perempuan di dunia.

Kanker ovarium jarang ditemukan pada stadium awal karena berkembang secara tersembunyi dan hampir tidak bergejala. Bila timbul gejala klinis, umumnya merupakan akibat dari pertumbuhan, perkembangan, secta komplikasi yang sering timbul pada tingkat stadium lanjut. Saat keadaan sudah pada stadium yang lanjut, kanker akan sulit untuk disembuhkan. Itu sebabnya  kanker ovarium sering dijuluki sebagai “Silent Lady Killer”

Siapa yang berisiko terkena kanker ovarium?

  • Perempuan yang mengalami haid di usia dini
  • Perempuan dengan menopause terlambat
  • Perempuan yang belum pernah melahirkan. Kelahiran bisa menurunkan risiko terkena kanker ovarium
  • Obesitas, terutama dengan tingkat konsumi lemak  yang tinggi
  • Faktor genetik, yaitu keluarga dengan mutasi gen BRCA1 dan BRCA2

 

Deteksi Kanker Ovarium

Secara klinis, perkembangan kanker ovarium berbeda dengan kanker serviks. Kanker ovarium tidak mempunyai gejala klinis awal yang jelas sehingga sulit dideteksi secara dini. Akibatnya, kanker ovarium 65-75% terdiagnosa  pada stadium lanjut.

Kanker ovarium memiliki penanda tumor sendiri yang bisa diperiksa melalui darah, yaitu CA-125. Tapi tes ini saja tidak cukup sensitif mendiagnosa stadium awal penyakit. Hanya pada 50% wanita dengan kanker ovarium stadium awal terdapat kenaikan kadar CA-125. Namun,  pada lebih dari 85% wanita dengan penyakit stadium lanjut terjadi kenaikan kadar CA-125. Dan penanda CA-125 ini bermanfaat untuk memonitor perjalanan penyakit kanker ovarium.

Selain, pemeriksaan CA-125, beberapa cara berikut dilakukan untuk pemeriksaan kanker ovarium:

  • Pemeriksaan gen BRCA1 dan BRCA2, terutama untuk keluarga yang memiiki riwayat kanker. Pemeriksaan ini bisa dipakai untuk memprediksi kemungkinan kejadian kanker ovarium. Namun tes ini terhitung mahal.
  • Ultrasonografi (USG ) transvaginal. Pemeriksaan ini untuk mendapatkan gambaran ovarium yang lebih jelas. Dokter akan memasukkan alat USG ke dalam vagina

 

Pengobatan kanker ovarium

Pengobatan kanker ovarium  yang utama adalah pembedahan untuk membuang bagian ovarium dan area lainnya yang terkena sel kanker. Jika diperlukan juga diberikan terapi:

  • kemoterapi
  • radioterapi
  • imunoterapi
  • atau terapi target.

 

Sumber: Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof.Dr.dr Heru Pradjatmo, M.Kes., Sp.OG(K) pada Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada

 

 

POST POPULER

POST TERBARU

 

5+7=