LIMFOMA
Limfoma adalah kanker kelenjar getah bening, yakni kanker yang disebabkan olrh darah putih yang berubah menjadi ganas dan memperbanyak diri dengan tidak terkendali pada kelenjar getah bening atau di organ-organ pembentul sel darah putih.
Kelenjar getah bening berfungsi sebagai drainase cairan jaringan tubuh serta hasil metabolisme ke pembuluh darah, serta sebagai system daya tahan tubuh untuk melawan kuman, virus, dna lainnya.
Kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh manusia, mulai dari leher, ketiak, dada, perut, lipatan paha dan lutut.
Jenis Limfoma
Secara umum, terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin Mengapa perlu dibedakan? Hal ini karena karakteristik dan jenis pengobatannya berbeda. Limfoma Hodgkin ditandai oleh adanya sel Reed-Sternberg pada sediaan
Limfoma Hodgkin
- Prevalensi sekitar 15% dari seluruh kasus limfoma.
- kejadian sekitar 1% di Amerika Serikat dengan 2 puncak usia, yaitu 20-29 tahun dan 50-60 tahun.
Catatan: Data di Indonesia belum ada.
Limfoma Non-Hodgkin
- Mayoritas kejadian dari seluruh kasus limfoma.
- Insidens cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan juga sesuai usia.
- GLOBOCAN 2018: diestimasi sebagai kanker terbanyak di Indonesia No.5 pada laki-laki dan kejadian No. 7 pada perempuan.
Siapa yang berisiko terkena Limfoma?
Mereka yang berisiko terkena limfoma adalah:
- Umur: Semakin tua, risiko semakin tinggi
- Gender: geder Laki-laki lebih tinggi risiko terkena daripada perempuan
- Ras/etnis: Orang kaukasia lebih rentan terkena
- Sosial ekonomi: kejadian lebih banyak terjadi pada negara maju
- Paparan: berisiko lebih tinggi bila sering terkena Radiasi matahari dan zat kimia
- Gangguan imunitas : penderita Imunokompromais atau autoimun
- Infeksi : penderita atau pernah menderita sakit infeksi EBV, Herpes, HIV, H. pylori, C. jejuni berisiko terkena
- Obesitas & diet: Rentan terkena jika mengalami obesitas atau ikut diet tinggi lemak
Gejala Limfoma
Waspadai dan segera melakukan pemeriksaan ke medis, bila Anda mengalami gejala berikut ini:
- Pembesaran KGB (dapat di mana saja di seluruh tubuh).
- Perut membesar atau terasa ‘penuh’.
- Demam tanpa sebab yang jelas.
- Berat badan turun.
- Sesak atau mudah Lelah
Diagnosa Limfoma
- Biopsi adalah satu-satunya cara untuk menegakkan diagnosis limfoma.
- Benjolan yang diduga limfoma sebaiknya diangkat seluruhnya untuk menentukan jenis limfoma.
- Penyebab pembesaran KGB yang lain (terutama infeksi) harus disingkirkan sebelum mencurigai limfoma.
- Jaringan yang diangkat akan dilihat di bawah mikroskop dan direaksikan dengan beberapa zat kimia oleh ahli Patologi Anatomi (PA)
- Setelah diagnosis limfoma dan jenisnya ditentukan, staging penyakit dijalankan untuk melihat prognosis (perkiraan penyakit) pasien.
- Sebelum biopsi dilakukan pemeriksaan radiologi seperti: PET Scan, CT-scan, USG, foto konvensional.
Pengobatan Limfoma
Pengobatan limfoma ditentukan oleh jenis limfoma dan kondisi pasien. Adapun terapi limfoma adalah:
- Terapi sistemik adalah tulang punggung pengobatan, antara lain:
- Sitostatika/Kemoterapi konvensional.
- Terapi target.
- Terapi biologis.
- Imunoterapi
- Radiasi dapat diberikan pada beberapa kasus tertentu, terutama yang bersifat lokal atau melibatkan ekstranodal.
- Pembedahan biasanya tidak memiliki tempat untuk pengobatan kecuali untuk life-saving atau kasus yang melibatkan saluran cerna.
- Transplantasi sumsum tulang. Namun terapi ini masih dalam pengembangan dan direkomendasikan untuk kasus-kasus yang tidak responsdengan kemoterapi.
Sumber:
- makalah presentasi Kanker Kelenjar Getah Bening (Limfoma) dalam acara Training Of Speakerssebagai rangkaian WORLD CANCER DAY 2019 yang diselenggarakan oleh KPKN, Kemenkes RI, RSCM, FKUI
- brosur Limfoma (Kanker kelenjar Getah Bening) dari KPKN Kemenkes RI
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines_read.php?id=4&cancer=9
Comments are closed.